Rabu, 20 April 2016

Berjalan Bersama



Tidak ada rumah tangga yang selamanya berlangsung dengan bahagia

Akan ada saatnya seseorang diuji keimanannya di dalam rumah tangga

Tetapi orang yang menghidupkan rumah tangganya dengan nilai-nilai
yang dibanggakan oleh Tuhannya pastilah bahagia

Karena ia melihat sisi lain dari rumah tangganya yang akhirnya membuatnya semakin dekat dengan Tuhannya

Ia tetap bekerja, meski dalam lelah, meski tanpa apresiasi

Baginya perih itu manusiawi, lelah itu manusiawi, sedih itu manusiawi

Semua yang manusiawi hanyalah sementara, maka ia putuskan untuk mengerjakan segala sesuatunya dengan berpegang teguh pada nilai-nilai surgawi

Ia bekerja untuk Allah, untuk cintanya kepada Allah

Ia menyayangi suaminya, sebagai bentuk pengabdian kepada Allah

Ia merawat anak-anaknya, sebagai bentuk tanggungjawabnya kepada Allah

Ia mencintai Allah, maka ia pelihara apa-apa saja yang Ia titipkan padanya dengan sebaik-baik perlakuan

Ia memilih untuk mempertahankan rumah tangganya, meskipun ia tidak bisa melerai satu per satu masalah yang ada di hadapannya

Ia memilih untuk tidak meninggalkannya, sebaliknya tetap menghadapinya dengan melakukan berbagai upaya perbaikan

Sebab baginya tidak ada rumah tangga yang sempurna, begitupun dirinya yang masih jauh dari kesempurnaan

Pada akhirnya, ia menyadari bahwa dia sesungguhnya tengah melakukan 'perjalanan pulang'

lalu Allah mengirimkan keluarganya sebagai kawan perjalanan yang menemaninya untuk melakukan perjalanan

Dan ia pun bertekad agar mereka akan baik-baik saja selama melakukan perjalanan

Tidak ada anggota yang boleh tertinggal di belakang, jika ada yang tertinggal, maka ia wajib mengerahkan tenaganya untuk membuat mereka kembali berjalan beriringan

Saling memberikan yang terbaik agar seluruhnya 'selamat' sampai di tujuan


0 komentar: