Tidak ada rumah tangga yang selamanya berlangsung dengan bahagia
Akan ada saatnya seseorang diuji keimanannya di dalam rumah tangga
Tetapi orang yang menghidupkan rumah tangganya dengan nilai-nilai
yang dibanggakan
oleh Tuhannya pastilah bahagia
Karena ia melihat sisi lain dari rumah tangganya yang akhirnya membuatnya semakin dekat dengan Tuhannya
Ia tetap bekerja, meski dalam lelah, meski tanpa apresiasi
Baginya perih itu manusiawi, lelah itu manusiawi, sedih itu manusiawi
Semua yang manusiawi hanyalah sementara, maka ia putuskan untuk mengerjakan segala sesuatunya dengan berpegang teguh pada nilai-nilai surgawi
Ia bekerja untuk Allah, untuk cintanya kepada Allah
Ia menyayangi suaminya, sebagai bentuk pengabdian kepada Allah
Ia merawat anak-anaknya, sebagai bentuk tanggungjawabnya kepada Allah
Ia mencintai Allah, maka ia pelihara apa-apa saja yang Ia titipkan padanya dengan sebaik-baik perlakuan
Ia memilih untuk mempertahankan rumah tangganya, meskipun ia tidak bisa melerai satu per satu masalah yang ada di hadapannya
Ia memilih untuk tidak meninggalkannya, sebaliknya tetap menghadapinya dengan melakukan berbagai upaya perbaikan
Sebab baginya tidak ada rumah tangga yang sempurna, begitupun dirinya yang masih jauh dari kesempurnaan
Pada akhirnya, ia menyadari bahwa dia sesungguhnya tengah melakukan 'perjalanan pulang'
lalu Allah mengirimkan keluarganya sebagai kawan perjalanan yang menemaninya untuk melakukan perjalanan
Dan ia pun bertekad agar mereka akan baik-baik saja selama melakukan perjalanan
Tidak ada anggota yang boleh tertinggal di belakang, jika ada yang tertinggal, maka ia wajib mengerahkan tenaganya untuk membuat mereka kembali berjalan beriringan
Saling memberikan yang terbaik agar seluruhnya 'selamat' sampai di tujuan
0 komentar:
Posting Komentar