Selasa, 05 April 2016

Tips Tetap Asyik Beribadah Selama Melakukan Perjalanan (for Muslim Traveler)

Bismillah..

Kali ini saya ingin mencoba berbagi tips liburan yang menyenangkan tanpa mengabaikan kewajiban beribadah kita sebagai seorang muslim. Travelling barangkali merupakan salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu oleh sebagian besar orang terutama pada musim-musim liburan seperti easter break di Eropa saat ini. 

Tentu sangatlah menyenangkan apabila kita dapat mengisi waktu liburan kita dengan mengunjungi tanda-tanda kebesaran-Nya yang tersebar di berbagai belahan dunia. Hitung-hitung sebagai pelarian dari rutinitas harian yang cukup monoton nan padat hehe. Sebenarnya it's not really a big deal jika kita memilih destinasi wisata yang dekat dengan domisili tempat tinggal kita atau setidaknya masih berada dalam zona waktu yang sama.Tetapi coba bayangkan jika tujuan wisata kita bukan lagi di negara sendiri. Tentulah ada beberapa pertimbangan yang perlu kita perhatikan mengingat kita masih terikat dengan kewajiban shalat lima waktu sebagai seorang muslim yang taat. Terlebih lagi jika kita sedang berkunjung ke negara-negara dimana muslim disana menjadi kelompok minoritas, salah satu kendala yang tentunya akan kita hadapi ialah sulitnya menemukan tempat ibadah untuk menjalankan shalat. Bukan hanya sulit mencari tempat untuk berwudhu, kita juga akan dikejutkan dengan toilet-toilet yang tidak ramah air sebagaimana yang biasa kita temukan di tanah air tercinta. 

Nah,berikut ini beberapa tips yang semoga dapat membantu kita yang beragama islam untuk tetap dapat menikmati liburan tanpa perlu khawatir kesulitan menunaikan kewajiban kita kepada yang telah begitu baik melimpahkan banyak kebaikan untuk kita semua :) 

  • Memulai perjalanan dengan berdo'a. Seseorang yang melakukan perjalanan jarak jauh tentulah akan membutuhkan penyesuaian diri selama berada dalam perjalanan. Karenanya, salah satu hadits Nabi SAW menyebutkan “Safar adalah bagian dari adzab (siksa). Ketika safar salah seorang dari kalian akan sulit makan, minum dan tidur. Jika urusannya telah selesai, bersegeralah kembali kepada keluarganya.” (HR. Bukhari no. 1804 dan Muslim no. 1927). Seseorang yang tengah melakukan safar  cenderung akan menemukan kesulitan dalam beristirahat serta mendapatkan makanan dan minuman.Adapun doa berpergian ialah “Subhanalladzi sakh-khoro lanaa hadza wa maa kunna  lahu muqrinin. Wa inna ila robbina lamun-qolibuun[1]. Allahumma innaa nas’aluka fii safarinaa hadza al birro wat taqwa wa minal ‘amali ma tardho. Allahumma hawwin ‘alainaa safaronaa hadza, wathwi ‘anna bu’dahu. Allahumma antash shoohibu fis safar, wal kholiifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa-is safari wa ka-aabatil manzhori wa suu-il munqolabi fil maali wal ahli.” yang artinya, Mahasuci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, taqwa dan amal yang Engkau ridhai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga (HR. Muslim no. 1342, dari ‘Abdullah bin ‘Umar) 
  • Membawa botol berisi air yang disiapkan khusus sebagai persediaan air untuk berwudhu. Layout toilet di setiap negara belum tentu sama. Tidak semua washlet ramah bagi orang Indonesia maupun orang muslim. Beberapa toilet tidak menyediakan air untuk membersihkan kotoran maupun bersuci. "(Benarkan) Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai pun perkara adab buang air?” Lalu Salman menjawab, "Benar (beliau mengajarkan kami adab buang hajat), beliau melarang kami menghadap kiblat ketika buang air besar atau buang air kecil, bercebok dengan tangan kanan, dan beristinja' kurang dari tiga buah batu." (HR. Muslim) “Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam memasuki tempat buang air, lalu aku dan seorang anak seusiaku lainnya membawakan setimba air dan tongkat kecil, maka beliau beristinja' (bercebok) dengan air.” (HR. Muslim, al-Tirmidzi, dan Ahmad) Berintinja’ wajib dilakukan dari setiap sesuatu yang keluar dari dua jalan baik dari qubul maupun dubur. Beristinja berdasarkan sunnah Nabi dapat dilakukan dengan menggunakan air maupun benda padat seperti batu.Penggunaan benda padat tsb mengisyaratkan pada dasarnya, jika tidak ada air, beristinja dengan segala sesuatu yang bersih dan dapat mengangkat kotoran(najis) dari kulit luar tubuh kita tetap diperbolehkan. 
  • Membawa peralatan beribadah termasuk sajadah kecil atau kain bersih dan suci yang dapat digunakan sebagai sajadah/alas sujud selama berpergian.Alas kain tidak harus selalu berbahan tebal,cukup yang berbahan ringan dan mudah dibawa-bawa. 
  • Membawa kompas untuk mencari tahu arah kiblat atau mengaktifkan aplikasi penujuk arah kiblat pada smartphone anda. Aplikasi untuk menentukan arah kiblat dapat dicek salah satunya darisini.
  • Mencari informasi jadwal shalat sesuai dengan wilayah yang kita kunjungi. Jadwal shalat di setiap negara pada umumnya berbeda-beda dikarenakan perbedaan waktu siang dan waktu malam. Untuk melihat jadwalshalat di berbagai belahan dunia teman-teman dapat mengunjungi situs ini.
  • Mencari letak masjid/mushala terdekat.Jika tidak ada, kita dapat mencari spot /daerah yang relatif bersih dan sunyi, jauh dari keramaian,untuk melaksanakan shalat. Bagi teman-teman yang berniat melakukan perjalanan di UK,dapat mengecek lokasi tempat ibadah disini.
  • Membaca fiqh untuk musafir,terutama yang terkait dengan ibadah shalat dan puasa. Islam sebagai ragama yang rahamatan lil alamin telah menyiapkan aturan-aturan khusus yang berisi rukshah (keringanan) dalam beribadah bagi mereka yang tengah melakukan perjalanan, seperti boleh meng-qadha shalat atau membatalkan puasa jika tidak mampu berpuasa. Meng-qadha shalat seperti shalat zuhur dan shalat ashar dikerjakan bergantian cukup dalam satu waktu saja. Shalat maghrib dan Isya dikerjakan bergantian cukup dalam satu waktu saja. 
  • Mencari informasi tempat-tempat yang menjual makanan halal, ATAU cukup membawa persediaan makanan yang memadai yang sudah disiapkan sebelum melakukan perjalanan. 
  • Memesan hanya makanan yang sudah pasti halal kepada berbagai jasa penyedia transportasi dan akomodasi selama liburan seperti kepada jasa penerbangan, jasa penginapan,agen touring dsb. 
  • Menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Kita dapat menyiapkan plastik khusus untuk menampung sampah-sampah yang berasal dari perlengkapan yang telah kita pakai yang dapat kita simpan sementara sebelum dibuang ketempat sampah apabila kita kesulitan menemukan tempat sampah. 
  • Selalu berdzikir mengingat Allah untuk memohon perlindungan-Nya dan kemudahan dari-Nya dimanapun kita berada.

3 komentar:

PIPIT mengatakan...

Bermanfaat banget nih mbak, alhamdulillah jaman sekaranh udah dipermudah dengan teknologi juga, banyak aplikasi yg membantu kita untuk mempermudah ibadah. Oh ya aku juga beli mukena yg praktis gitu biar bisa dibawa kemana mana. Nice post mbak :)

Anggarani Ahliah Citra mengatakan...

Beneer, Mba. Aku juga kurang suka safar sih. Liat keperluan aja. Kalau ga penting ya di rumah saja.

Unknown mengatakan...

@mbak pipit: btul mbak..skrg sudah banyak tersedia mukena2 yg praktis buat dibawa kemana-mana..good advice. ^^
@ mbak anggrani: iya mbak..ada yang menikmati dan kurang menikmati, bergantung sudut pandang dan cara menghadapinya. Di rumah inshaaAllah tetep bisa refreshing menghibur diri dengan berbagai kegiatan seru bersama keluarga :)