Minggu, 15 Maret 2015

Pernik Muslimah

Tiada yang berat menjadi seorang muslimah

yang berat adalah....ketika amanah semakin bertambah sedang kita masih disibukkan dengan amanah lama dengan serentetan masalah yang menyertainya

yang berat adalah....ketika  beban pekerjaan semakin bertambah sedang input gizi yang
masuk ke dalam tubuh kurang sehingga kita pun mudah untuk lunglai

yang berat adalah....ketika kita mulai iri dengan teman yang sudah berkeluarga sehingga
kita mulai mempertanyakan takdir..dan melupakan betapa besarnya cinta Allah kepada kita menandingi cinta lain dari makhlukNya ..betapa Allah masih memberikan kita kesempatan untuk belajar banyak hal dan setia kepada Nya..

yang berat adalah...ketika kita yang sudah berumah tangga mulai resah dengan berpendarnya rumput tetangga..padahal sudah jelas parameter kesuksesan bagi-Nya adalah dari apa yang telah
kita berikan, bukan dari apa yang telah kita miliki/simpan..

yang berat adalah....ketika kita yang sudah menikah resah karena belum dikaruniai momongan,
sehingga kita lupa bahwa hubungan dengan anak dan suami sejatinya adalah hubungan 'pertemanan'..teman dalam beramal shalih... sedang di sekitar kita masih banyak anak-anak yatim, anak-anak terlantar, anak-anak kurang perhatian yang membutuhkan sosok orangtua 'ideologis'nya sebagai teladan...

yang berat adalah....ketika kita yang ibu rumah tangga mulai iri dengan teman yang bekerja dan
kita pun mulai lupa...setiap pengorbanan yang kita keluarkan untuk keluarga  bernilai sedekah, dan
sedekah terbaik adalah untuk keluarga..

yang berat adalah...ketika kita mulai kecewa pada suami akibat suatu kelalaian yang dilakukannya sehingga kita pun lupa akan banyaknya kebaikan dan pengorbanan yang telah beliau berikan..

yang berat adalah...ketika kita menutup mata dari banyaknya peluang yang Allah berikan untuk
menambah berat timbangan amal..yang bisa jadi sampai melalui keluarga, tetangga, atau bahkan
kucing yang mengeong kelaparan di depan pintu rumah kita...

maka adakalanya kita lupa,lupa, dan lupa... ada banyak cara Allah untuk menjadikan kita hamba yang setia...

#selfnote :)

Senin, 09 Maret 2015

20 Amal Pelipat Ganda Pahala

Bismillah…tulisan ini merupakan intisari dari buku  yang ditulis oleh Andy Setyawan dengan judul 20 Amal Pelipat Ganda Pahala terbitan Tinta Media (eh ia, saya masih punya hutang untuk menamatkan resensi buku sebelumnya :") *garukkepala*) . Allah menciptakan kehidupan dan kematian sebagai sarana ujian bagi setiap hamba-Nya. Allah menentukan hidup mati kita untuk menguji sejauh mana kualitas amal yang kita lakukan hingga tiba waktunya ajal menjemput.
Pembuktian yang Allah minta bukanlah dari segi kuantitas amal atau amal yang paling banyak, melainkan dari amal yang paling baik. “Dialah yang menciptakan hidup dan mati untuk menguji siapa diantara kalian yang paling baik amalnya.” ( QS. Al-Mulk: 2 ). Firman Allah diatas mengajak kita untuk melakukan amal dengan sempurna. Meskipun sedikit namun dilaksanakan dengan rutin, insyaAllah pahala yang didapat pun akan sempurna. Buku ini menyebutkan ada sedikitnya 20 amalan yang meskipun dilakukan satu kali saja dalam waktu yang singkat namun menghasilkan pahala yang berlipat ganda jumlahnya. Kedua puluh amalan tersebut adalah:
1.     Shalat fardhu berjamaah. “Shalat jamaah lebih unggul dinbandingkan shalat sendiri sebesar dua puluh derajat.” (HR Bukhari). Dengan shalat berjamaah, kita telah menunaikan kewajiban silaturahim dan memperkuat tali ukhuwah islamiyyah. Selain itu, shalat jamaah merupakan pintu gerbang dalam menyamakan visi keislaman.
2.  Shalat sunnah tanpa ada manusia yang melihatnya. “Shalat sunnah seseorang yang dikerjakan tanpa dilihat manusia setara dengan dua puluh lima kali shalat yang dikerjakan pada saat dilihat oleh manusia.” (HR. Abu Ya’la). Shalat sunnah yang dikerjakan sendirian tanpa ada manusia yang melihatnya dapat menghindarkan kita dari sifat riya’ dan menghidupkan rumah kita  dengan keberkahan karena rumah yang senantiasa dipenuhi oleh aktivitas ibadah akan menjadi magnet bagi para malaikat.  “Sesungguhnya shalat yang paling utama adalah shalat seseorang di rumahnya, kecuali shalat wajib” (HR. Bukhari). Shalat sunnah juga merupakan bentuk rasa syukur kita atas berbagai nikmat yang telah Allah curahkan kepada kita.
3.    Qiyamul Lail saat Lailatul Qadr. “Barang siapa yang mengerjakan qiyamul lail saat lailatul qadr karena iman dan hanya mengharap pahal, maka diampuni segala dosa yang telah ia perbuat.” (HR. Bukhari). Hadits ini mengingatkan kita akan pentingnya pembuktian sebelum berharap memperoleh hadiah (pahala-ed), dan menetapkan Allah sebagai orientasi beribadah kita.
4.   Menyempurnakan adab-adab shalat Jum’at. " Barangsiapa mandi pada hari jum'at hingga dirinya bersih, kemudian berusaha menuju ke masjid seawal mungkin dan benar-benar sampai di sana pada awal waktu, ia berjalan kaki dan tidak memakai kendaraan, lalu ia berada pada posisi dekat imam, ia mendengar khutbah dengan seksama dan tidak melakukan perbuatan sia-sia, maka dengan setiap satu langkah kakinya, ia mendapatkan pahala yang setara dengan amal puasa dan sholat selama setahun." ( HR Abu Daud dari Aus bin Aus ats-Tsaqafi). Hadits ini mengajarkan pola hidup bersih dan disiplin. Juga menunjukkan pintu rezeki terbuka lebar pada hari yang istimewa, bahwa sebaik-baiknya hari bagi umat Islam adalah hari Jumat.
5.   Menempati shaf paling depan. “Rasulullah senantiasa memohonkan ampunan sebanyak tiga kali untuk (orang-orang yang ada di) shaf paling depan sedangkan shaf berikutnya hanya satu kali .” (HR Ibnu Majah). Hadits ini menunjukkan bahwa nilai pahal selalu berbanding lurus dengan kesungguhan. Untuk mendapatkan ganjaran terbaik, maka kita perlu berlomba oleh karenanya konsep itsar (mendahulukan kepentingan saudara kita) tidak berlaku dalam hal beribadah.
6.     Rutin tilawah Al-Qur’an. " Siapa membaca satu huruf kitabullah (Al-Qur'an) maka dengan itu ia mendapat satu kebaikan, sedangkan satu kebaikan itu berlipat ganda menjadi sepuluh kebaikan yang serupa. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." ( HR Turmudzi dari Abdullah bin Mas'ud). Setiap huruf dalam al-Qur’an yang dibaca pada dasarnya berbalas satu kebaikan, namun satu pahala kebaikan ini bisa jadi berlipat ganda bahkan menjadi tidak terbilang dalam bentuk lain, semua itu didukung oleh kualitas bacaan orang yang membacanya. Berdasarkan Hadits riwayat Muslim, pahala tertinggi bagi yang mahir membaca Qur’an ialah membersamai malaikat yang mulia sedangkan ‘serendah-rendahnya’ pahala bagi yang terbata-bata membacanya adalah memperoleh dua kebaikan. Dengan rutin bertilawah, kita pun telah menggenggam syafaat pada hari kiamat. Persahabatan kita dengan AL-Qur’an akan membuahkan syafaat kelak di hari kiamat.