Selasa, 15 Maret 2016

Tentang Palestina dan Kepedulian Mereka

Bismillah.
Sedikit ingin berbagi. Tentang seorang perempuan yang punya hobi sedikit nyasar, dengan kemampuan membaca peta yang agak payah, dan kemampuan memahami dialek penduduk pribumi Manchie yang tergolong parah,hehe...ya. Perempuan itu tidak lain dan tidak bukan adalah saya sendiri. ~__~"

Kalau sudah ditugaskan untuk berangkat sendiri ke lokasi yang lumayan jauh dari pusat kota, berdua dengan fatih saja, tanpa ditemani oleh suami, sejujurnya saya memang suka dagdigdug serrrr. Yang saya pikirkan pasti hanya satu: bagaimana saya bisa sampai tujuan dengan selamat dan tidak terlambat, hehe. Meskipun sudah berbekal peta yang saya screenshoot dari guglemap layaknya sang dora the explorer, tetapi tetap saja, saya termasuk orang yang sering mengalami kesulitan membaca peta dengan baik dan benar. Entah mengapa saya suka kesulitan membedakan jalan saking ada banyaknya jalan disini. Saya juga suka kebingungan mencari  bus stop tempat transit bus yang saya hendak naiki. Karena disini ada banyak sekali rute bus dengan nomor bus yang berbeda-beda. Ada banyak bus stop di sepanjang jalan dan masing-masing bus stop hanya dapat disinggahi oleh bus-bus tertentu saja, sesuai dengan yang tertulis di papan informasi pada setiap bus stop yang ada.

Jadi ceritanya pada Ahad kemarin selepas bertemu dengan kawan-kawan yang datang dari kota yang berbeda, lagi-lagi saya menghadapi  masalah yang sama,hehe. Maksud hati ingin menaiki bus dengan rute paling singkat untuk sampai di rumah, alih-alih saya justru menghabiskan waktu setengah jam sendiri untuk mencari bus stop dengan nomor bus yang dimaksud. Dilalahnya kondisinya saat itu hp saya mati yang berarti jalur komunikasi dan internet pun tidak bisa saya andalkan. Ditambah lagi saya agak sulit menangkap pembicaraan setiap kali bertanya dengan orang native disini. Disamping kemampuan listening yang tidak begitu baik, dialek orang disini pun berbeda dengan bahasa inggris yang saya pelajari saat di bangku sekolah dulu. Di Manchester misalnya, huruf U dibaca U, jadi kalau bus ya orang sini menyebutnya 'bus', bukan 'bas'. duck dibaca 'duk' bukan 'dak'. Selain itu aksennya pun berbeda dari aksen british yang kita pelajari. Demikianlah, terkadang kombinasi antara bahasa inggris dengan bahasa tubuhpun menjadi andalan kami dalam berkomunikasi dengan orang disini hehe.

Oh ya, tetapi saya rasakan ada hikmahnya juga kemarin saat saya nyasar di sekitar city center. Jadi, dari kejauhan saya sempat melihat ada banyak bendera palestina yang berkibar-kibar di antara kerumunan orang yang sedang memenuhi jalan. Wah ada yang lagi demo nih. Sesaat saya berpikir pastilah yang sedang demo orang-orang muslim dan tentunya ada perempuan berhijab di antaranya. Tetapi ternyata dugaan saya meleset. Saat saya mendekat (karena memang jalurnya searah dengan bus stop yang saya tuju), yang saya lihat justru kerumunan orang-orang barat disana. Pria dan wanita, semua aktif meneriakkan yel-yel yang bunyinya mendukung terciptanya kedamaian di Gaza. Tidak ada satupun perempuan berhijab disana.  Yang ada justru orang-orang barat yang menggunakan atribut palestina dan dikawal ketat oleh beberapa petugas keamanan.  Saya yang numpang lewat, diberikan brosur yang isinya bentuk kampanye mereka dan rekening donasi yang disiapkan untuk membantu pendidikan anak-anak Gaza. Subhanallah....hati saya bergetar hebat. Terharu sekali melihatnya. Ternyata mereka yang non muslim pun peduli dengan isu-isu Palestina. Saat saya menunggu bus yang tidak jauh dari kerumunan pendemo tersebut, saya masih bisa mendengar sedikit banyak orasi yang disampaikan dengan menggunakan megaphone itu. Selama disana, saya sedikit banyak berusaha ikut menyimak. Ternyata memang isu Palestina ini tidak bisa dipandang sebagai isu keagamaan saja, melainkan isu kemanusiaan dimana kebebasan HAM sudah tidak ada nilainya untuk rakyat-rakyat Palestina. Para pendemo itu tidak hentinya meneriakkan 'Gaza' dan mengibarkan bendera palestina. Sayapun berdoa semoga Allah selalu memberikan pertolonganNya untuk saudara-saudara di Palestina. Semoga kita dimampukan untuk ikut mengambil bagian dalam melawan segala bentuk penjajahan khususnya di Palestina. Mereka yang non muslim saja siap berkontribusi, bagaimana dengan kita?

0 komentar: